JAKARTA, HI -Pemilihan Ketua Umum Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) masih dilalui 16 Februari 2023 melalui Kongres
Luar Biasa (KLB). Dimana tokoh-tokoh politik seperti Erick Thohir
Menteri BUMN dan LaNyalla Mattalitti Ketua DPD RI akan maju sebagai
Calon Ketua Umum (Caketum) PSSI periode 2023-2027.
Akan
tetapi tampilnya para tokoh-tokoh pejabat pemerintah dan Politiisi
ditolak oleh Relawan Aliansi Masyarakat untuk Nawacita (Relawan Al
Maun). Penolakan ini disampaikan langsung M Rafik Perkasa Almasyah Ketua
Umum Relawan Al Maun kepada media, Senin (16/03/2023) di Jakarta.
"PSSI
mau dibawa ke politik sama LaNyalla Mattalitti Ketua DPD RI dan Erick
Thohir (Capres) yang gagal memimpin BUMN. Seharusnya mereka tidak masuk
dalam hiruk-pikuk sepakbola nasional dan lebih fokus ngurusi rakyat yang
masih terdampak pandemi Covid-19 dan krisis global," kata Rafik
menegaskan.
Relawan Al Maun meminta kepada Presiden Jokowi agar
melakukan reshuffle kabinet kepada Erick Thohir karena tidak fokus dalam
menangani BUMN. Menurutnya, Erick Thohir tidak fokus urus kementerian
BUMN, sehingga banyak kebocoran dan dugaan korupsi dan penyimpangan di
PT Pertamina.
"Saat ini PT. Pertamina Holding banyak dilanda
kasus dugaan korupsi dan penyelewengan jabatan. Sebaiknya Erick Thohir
fokus menangani kasus-kasus di PT Pertamina, jika tidak sebaiknya
Presiden Jokowi mrresuffle Erick Thohir," tegasnya.
Apalagi kata
Rafik, di saat krisis ekonomi dunia, BUMN merupakan salah satu fondasi
ekonomi bangsa indonesia. Kalau penanganan BUMN dilakukan dengan tepat
terhadap masalah-masalaj yang ada, maka akan menghasilkan laba bagi
negara.
"Lah kalau yang ngurus BUMN pada sibuk urus sepakbola
demi urusan capres. Maka capaian perbaikan, pemulihan dan peningkatan
laba BUMN terkendala. Karena itu kami menolak Erick Thohir maju Ketua
PSSI," ucap Rafik.
Dukung Ratu Tisha Calon Ketua Umum PSSI
Menurut Rafik, seharusnya Anggota Peserta KLB PSSI bisa memilih kandidat profesional. Untuk itu Relawan Al Maun mendukung dan mengusulkan Ratu Tisha yang memang Pakar Ahli Sepakbola lulusan luar negri dan menguasai 5 bahasa.
"PSSI serahkan pada ahlinya Ratu Tisha, jangan sampai PSSI hanya jadi ajang politik dan kepentingan pribadi semata. Kalau Erick Thohir bilang mau membersihkan tangan-tangan kotor di PSSI, seharusnya ngaca apakah BUMN sudah bersih," sindirnya.
Ratu Tisha Destria, S.Si., M.A. (lahir 30 Desember 1985) merupakan wanita Indonesia pertama yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (sekjen) PSSI.
Nama lengkap Ratu Tisha Destria, lahir 30 Desember 1985 (umur 37) Jakarta, Indonesia. Ia lulusan Almamater Institut Teknologi Bandung dan dikenal atas Wanita pertama yang menjadi Sekjen PSSI.
Kedua orang tua Ratu Tisha adalah Tubagus Adhe (ayah), Venia Maharani (ibu). Lahir dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani, Tisha menyelesaikan pendidikan sarjananya di Institut Teknologi Bandung jurusan Matematika.
Sejak masih duduk di bangku sekolah sampai kemudian berkuliah, Tisha menggemari olahraga sepak bola bukan sebagai pemain melainkan sebagai manajer yang turut membangun serta membina tim dari dasar.
Setelah lulus dari ITB tahun 2008, Tisha langsung menerima tawaran bekerja pada perusahaan jasa perminyakan Schlumberger. Di sini ia kemudian mendapat banyak tambahan ilmu, terutama dalam eksplorasi data dan konflik manajemen. Ia bahkan harus berpindah-pindah negara dari Kairo, Mesir, ke Houston, Amerika Serikat lalu ke London, Inggris dan Beijing Tiongkok. Oleh sebab itu, Tisha menguasai lima bahasa sekaligus.
Untuk menambah ilmu dan wawasan ia juga mengikuti beragam seminar sepak bola internasional yang diadakan di Jepang, Belgia dan Denmark. Ia juga mendapat informasi tentang program FIFA Master yang disponsori FIFA. Berbekal portofolio dari kegiatan seminar yang dia ikuti, Tisha kemudian mendaftar dan mengikuti tes program FIFA Master.
Dari 6.400 pendaftar, akhirnya hanya 28 orang yang diterima, termasuk Tisha. Setelah menyelesaikan studi selama satu setengah tahun dalam program FIFA Master, Tisha berhak menyandang gelar Master of Art. Tisha lulus dengan hasil memuaskan menduduki peringkat ke-7 dari 28 siswa.
Berbekal ilmu yang ia dapat selama di FIFA, Tisha lantas dipercaya untuk berperan dalam persepak-bolaan Indonesia yang salah satunya adalah menjadi Direktur Kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) pada tahun 2016.[2] Sukses dari gelaran acara tesebut, Tisha lantas diangkat menjadi Sekretaris Jenderal PSSI periode 2017-2020.
Tisha mengundurkan diri sebagai sekjen PSSI pada tanggal 13 April 2020. Sepuluh bulan sebelumnya, Ia terpilih sebagai Wakil Presiden AFF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar