KABUPATEN BEKASI, HI - Usulan Rehabilitasi Ruang Kelas, Pemagaran Sekolah serta Pengerasan Lapangan berikut Paving Blok kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Musdus, Musdes dan Musrenbang serta Proposal langsung melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi tak kunjung terealisasi menuai keluh kesah Kepala Sekolah SDN 02 Satria Jaya di Jalan Kramat Mundu Rt 03- Rw 05, Dususn II, Desa Satria Jaya, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Senin (04/11/2024).
Bukan hanya persoalan pengusulan yang tidak terrealisasi sampai saat ini saja yang di keluhkan oleh pihak Sekolah SDN 02 Satria jaya. Namun dampak jelas yang di timbulkan dari hasil pekerjaan pembangunan jalan di muka sekolahpun justru di anggap sangat merugikan dengan memunculkan persoalan baru yang juga tidak terselesaikan sampai saat ini.
Hal tersebut di utarakan secara gamblang oleh Kepala Sekolah SDN 02 Satria Jaya, Rosmitoh Mpd pada Awak media saat di sambangi.
"Untuk pengajuan pager yang saya tau sudah dua kali, sebelum saya menjabat sudah pernah di lakukan oleh Ibu Rahayu sekarang di Srimahi 02 Difinitifnya pada saat Plt sempat mengajukan itu tapi ternyata tidak ada realisasi tahun ini. Harusnya kalau di 2024 ini terealisasi dari pengajuan tahun 2023 ternyata tidak ada realisasi. Begitu saya di sini akhirnya saya mengajukan ulang, saya disini sertijab April lalu bulan Juli saya mengajukan lagi ke Dinas terkait tiga proposal yang saya ajukan dengan prioritas adalah Pemagaran kemudian Pengerasan Halaman dan ketiga adalah Rehab Ringan ruangan yang tingkat itu," tutur Tutor Universitas Terbuka Kabupaten bekasi itu (04/11/2024) pagi diruang kerjanya.
Persoalan lain yang muncul di SDN 02 Satria Jaya tersebut terkait dengan hasil Pembangunan infrastruktur jalan yang di bangun tepat di muka sekolah yang berdampak Banjir melanda Sekolah ketika hujan deras muncul.
"Kendala baru ketika jalan sudah di cor di depan Sekolah, karena statusnya posisi jalan itu lebih tinggi dari Sekolah, jadi ketika hujan si air itu tumpah ke Sekolah," ungkapnya.
Lanjutnya," Saya sudah berkoordinasi dengan pihak Desa meminta untuk pembuatan lubang biopori untuk penyerapan air di depan itu. Harusnya Drainase ada gitu..kenapa pada saat dicor itu tidak ada. Saya bukan berarti lepas dari pengawasan,jadi karena kegiatan full saya pikir itu sudah Desa yang mainlah dengan pihak penyedia dengan kontraktor katakanlah, saya pikir sudah di pikirkan sejauh itu sampai dengan pembuata Drainasenya," sambung Kepsek .
Ia juga menyatakan bahwa tidak adanya pihak kontraktor maupun Pengawas dari Dinas terkait dan konsultan proyek untuk melakukan sosialisasi dan komunikasi intensif terhadap pihak Sekolah.
"Tidak ada komunikasi sama sekali, tidak ada komunikasi apapun. Kalau ada komunikasi pasti saya akan sonding juga ke berbagai pihak lah ya..saya mencari informasi tapi ini tidak ada sama sekali ..bagaimana seperti apa," jelasnya.
"Dan saya merasa sejauh ini tidak ada dari konsultan maupun pengawas Dinas yang hadir di lokasi hanya pihak Desa saja. Waktu itu sempet ke Desa juga waktu itu masih di jembatan belum sampai ke jalan, saya tanya ke pak Kades, itu nanggung ya Pak Kades kalau memang sampai jembatan aja kenapa tidak di Fullin sampai ke depan Sekolah biar anak-anak keluar masuknya enak, nah disitu saya pikir sudah semuamuanyakan, karena saya tidak tersentuk artinya dari pihak manapun tidak ada koordinasi ataupun konsultannya sekalipun untuk dateng komunikasi ke Sekolah tidak ada, setidaknya ada informasi aja bahwa ini tuh mau seperti ini pembangunannya," papar Masitoh.
Pembangunan Jalan Merugikan Dan Munculkan Soal Baru
Terkait pekerjaan proyek yang selain tidak ada komunikasi intensif maupun informasi dan bahkan mengakibatkan kerugian, pihak Sekolah menilai bahwa, para pekerja proyek, Konsultan dan Dinas terkait (Cipta Karya) tidak Profesional dan perlu di kaji ulang kinerjanya..
"Kalau menurut saya mengatas namakan pribadi ataupun Instansi kayaknya tidak Profesional pertama, kedua koordinasi dan kerjasamanya juga masih harus di kaji ulang kembali kinejrjanya, karena ini melibatkan berbagai unsur dan pihak dalam hal ini," tandasnya.
"Jadi terindikasi Konsultan dan Pengawas dari Dinas tidak hadir pada saat eksekusi pekerjaan proyek itu dan tidak ada selebaran informasi baik dari Desa, kecamatan maupun Instansi terkait," imbuhnya.
Ditegaskan bahwa, terkait hasil dari pembangunan jalan di Jalan Kramat Mundu melalui Muka Sekolah SDN 02 Satria Jaya menguntungkan atau merugikan?
"Oh merugikan sekali...saya sampai ketika itu jadi (Jalan-Red) hujan besar, inikan kobak dan ada pohon mangga disana ya.. si pohon mangga itu sampai saya tebang karena akses airnya jadi pada ngumpul disitu..ngembeng bahasa orang sininya,"tegasnya.
"Keluhan ini datang dari semuanya merasakan bahwa, dengan adanya pembangunan jalan, okelah sudah bagus tetapi setelah itukan efek yang lain..masalah lain muncul, jadi masalah ini teratasimuncul beberapa masalah lain terkait air dengan jalan lebih tinggi dan Sekolah lebih rendah, saya telusuri pembuangan air ternyata tidak ada akses pembuangan ar di depan alfa sudah di tutup. Jadi pembangunan ini bisa dikatakan asal jadi dan tidak Profesional, harusnya pihak Desa juga mengundang sebelum ada eksekusi,"beber Kepsek.
"Pembangunan ini memakan waktu tiga bulan jalan di tutup, selain mengganggu, tidak ada izin, tidak ada komunikasi, tidak ada musyawarah pembangunan di buat, merugikan lagi, saya secara orang awampun paham harusnya ketika mereka (Pemborong, Konsultan dan Dinas terkait) ketika melakukan ini dia sudah ada aksi antisipasi di situ, ketika saya melakukan Projek ini efek sisi baik-buruknya, positif-negatifnya ada terpikirkan kesana ada dalam plannig awal seharusnya," tukasnya.
Mendesak PJ Bupati Realisasikan Usulan Pembangunan Sekolah
Terkait kedua persoalan yang menjadi telah menjadi momok yang menghantui aktifitas bagi para guru dan siswa dalam keberlangsungan kegiatan belajar mengajar yang baik tersebut Kepala Sekolah SDN 02 Satria jaya mendesak Pemerintah Kabupaten Bekasi di bawah kepemimpinan PJ Bupati, Dedi Supriyadi.
"Harapan besar saya yang pertama benahi infrastruktur baik sarana dan prasarana, fisik non fisik terutama khususnya di dunia pendidikan terkait beberapa keluhan-keluhan kami sebagai Kepala Sekolah yang memang membutuhkan perbaikan, membutuhkan sarana dan prasarana belajar mengajar yang baik untuk anak-anak ternyata ketika pengajuan dan sebagainya agak sulit dan lambat direspon dengan berbagai masukan dan alasan dari status tanah, legalitas tanah dan sebagainya sehingga menghambat untuk realisasi," katanya.
Lebih lanjut Ia mengharapkan bahwa,"Dengan PJ Bupati yang baru ini Bapak Dedi Supriyadi mudah-mudahan bisa menyentuh sampai ke semua pelosok terkait dengan siapapun yang mengajukan agar secepatnya di respon dengan cepat. Karena kami tidak bisa menunggu lagi, apalagi ketika ruang kelasnya tidak layak pakai, membahayakan anak-anak kemudian masuk Sekolah juga mempersulit anak-anak. Jadi harapannya dengan amat sangat tolonglah di perioritaskan PJ Bupati. Mengenai ajuan kami SDN 02 Satria jaya minimal satu item dari tiga proposal yang di ajukan agar dapat terealisasi tahun ini, setidaknya dapat membuat "Trust" kepada orang tua murid bahwa saya sudah benar kerja jangan Kepala Sekola hanya "Lips Speak" aja bahwa sudah mengajukan proposal ke Dinas terkait tetapi tidak ada realisasi, saya juga menghindari hal itu sebagai kepercayaan atau "Trust" dari kinerja Kepala Sekolah dan Dinas terkait dan satu lagi tolong kalau ada suatu pekerjaan yang sifatnya projek besar ataupun kecil tolong evaluasi dan refleksi kinerja instansi terkait buat bahan pertimbangan kedepannya," pungkas Kepala Sekolah SDN 02 Satria jaya, Rosmitoh Mpd.
Disisi lain Ketua Rt 003 saat di konfirmasi Awak Media membenarkan bahwa, dalam Pembangunan jalan Kramat Mundu tersebut tidak dengan pembangunan Drainase.
"Iya bener Pembangunan jalan dari Pemda itu engga pake Pembangunan Drainase, makanya kalau hujan banjir di lokasi itu, Kalo Drainase baru di ajukan dengan lebar 30 panjang 150 lokasi Rt 003/ Rw 05," ujar Naseh Bin Ronin menerangkan melalui Whatsapp Message (04/11/2023).
(Joggie)HI